Rabu, 26 Maret 2014

Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di raih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat di ukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali di gunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin di kendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut juga dapat berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan dalam perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa yang berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Beradasarkan Prinsip Syariah, perhitungan kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut:
Rasio Likuiditas (liquidity)
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Suatu bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang digunakan tanpa terjadi penagguhan. Untuk menghitung rasio likuiditas digunakan beberapa komponen sebagai berikut:
  1. Besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek, sebagai rasio utama. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas jangka pendek.
  2. Kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek dengan menggunakan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve (Short Term Mismatch/ STMP), sebagai rasio penunjang. Rasio ini brtujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas jangka pendek dengan menggunakan aktiva jangka pendek, kas dan secondary reserve.
  3. Ketergantungan bank terhadap deposan inti (Rasio Deposan Inti/ RDI), sebagai rasio penunjang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur besarnya ketergantungan bank syariah terhadap dana dari deposan inti.
  4. Pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga (Pertumbuhan Rasio Deposan Inti/ PRDI), sebagai rasio penunjang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketergantungan bank syariah terhadap deposan inti.
  5. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi mismatch (Ratio Contingency Plan/ RCP), sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kecukupan sumber dana apabila terjadi short term mismatch dan penarikan dana deposan inti.
  6. Ketergantungan pada dana antar bank (Rasio Antar Bank Pasiva/ RAPB), sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketergantungan bank terhadap dana antar bank.
Rasio Profitabilitas (Earning)
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Untuk menghitung rasio rentabilitas digunakan beberapa komponen sebagai berikut:
  1. Pendapatan Operasional Bersih (Net Oerating Marjin, NOM), sebagai rasio utama untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. 
  2. Return On Asset, sebagai rasio penunjang untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.
  3. Rasio efisiensi kegiatan oerasional (REO), sebagai rasio penunjang untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah.
  4. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), sebagai rasio penunjang untuk mengukur besarnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan pendapatan.
  5. Diversivikasi Pendapatan, sebagai rasio penunjang untuk mengukur kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pendapatan dari jasa berbasis fee.
  6. Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO), sebagai rasio penunjang untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang.
  7. Rasio Net Marjin Operasional Utama, sebagai rasio observed untuk mengukur pendapatan bersih dari operasi utama terhadap total penyaluran dana.
  8. Return On Equity, sebagai rasio observed untuk mengukur kemampuan modal dalam menghasilkan laba.
  9. Komposisi penempatan dana pada surat berharga/ pasar keuangan, sebagai rasio observed untuk mengukur besarnya penempatan dana bank syariah pada surat berharga dan pasar keuangan.
  10. Fungsi edukasi publik (CSR), sebagai rasio observed untuk mengukur besarnya fungsi corperate social responsibility terhadap proses pembelajaran masyarakat.
  11. Fungsi sosial, sebagai rasio observed untuk mengukur besarnya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah.
  12. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return / bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat bunga dengan return yang diberikan bank syariah kepada nasabah.
  13. Besarnya bagi hasil dana investasi, sebagai rasio observed untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola dan investasi untuk menghasilkan pendapatan.
  14. Penyaluran dana yang di write off dibandingkan dengan biaya operasional, sebagai rasio observed. Rasio ini bertujuan untuk mengukur signifikasi pengaruh penghapus bukuan terhadap efisiensi operasional bank. 
sumber http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-kinerja-keuangan.html

review jurnal

Review Jurnal Kode Etik Penyajian Laporan Keuangan Dengan IFRS

Judul Penelitian    : Analisis Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan
                                  Pada PT.PLN (Persero) Area Padang
Penulis                  : Titin Sukma Tanjung ; Yosi Yulia,SE,MM,AK ; Dessy Haryani,SE,MM,AK   
ABSTRAK :
      Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara penyajian Laporan Keuangan pada PT. PLN (Persero) Area Padang dengan penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 1. Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan membandingkan antara Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) dengan Laporan Keuangan PSAK No.1
     Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan yang telah di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan, meskipun ada perkiraan-perkiraan akuntansi yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1). Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Komprehensif.
      Akhirnya penulis menyarankan kepada perusahaan agar menerapkan Standar Akuntansi Keuangan sepenuhnya agar Laporan Keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi semua pihak.
Kata kunci : PSAK No. 1, Laporan Keuangan   
Nama File Journal : 09101155110116_Titin Sukma Tanjung_Akuntansi

1. PENDAHULUAN 
      Dengan perubahan standar akuntansi di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang membuat banyak perubahan yang terjadi pada perubahan standar akuntansi keuangan di Indonesia dari tahun 1994-2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No.1 Laporan Keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas , dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
       Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha perusahaan ke depan (going concern). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan,penggabungan,pengikhtisaran semua transaksi yang di lakukan oleh perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar,transparan,mudah dipahami dan dapat di perbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.Era globalisasi dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan selektif dalam beroperasi sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai laba yang tinggi dalam jangka panjang bisa terwujud. Perusahaan sebagai organisasi profit oriented untuk selalu meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai.
       PT. PLN (Persero) Area Padang merupakan tenaga listrik sebagai sumber daya produksi maupun sebagai kebutuhan kehidupan sehari-hari mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan. Melihat situasi demikian, maka dicoba untuk melakukan studi kasus pada PT. PLN (Persero) Area Padang guna mengetahui Penerapan PSAK No.1 terhadap penyajian Laporan Keuangan perusahaan yang ditujukan kepada para pengguna atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkan hasilnya yang berjudul “ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) AREA PADANG.

1.1 Rumusan Masalah
      Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah PT. PLN ( Persero ) Area Padang telah  
      sepenuhnya menerapkan PSAK No.1 pada penyusunan laporan keuangan?
1.2 Tujuan Penelitian 
      Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah Untuk menganalisis penerapan PSAK No.1 dalam penyusunan laporan keuangan sebagai bentuk pelaporan keuangan di PT. PLN ( Persero ) Area Padang.

2. Metode Penelitian
2.1 Variabel Penelitian
      Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan variable penelitian:
1. PSAK No.1, ( Kerangka dasar PSAK No.1 merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunan eksternal. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum ( general purpose financial statements) yang di sebut laporan keuangan termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna.)
2. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang ( Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memiliki keterbatasan-keterbatasan serta prosedur-prosedur yang tidak dapat dipahami oleh semua pihak, terutama bagi mereka yang tidak mempelajari dan memahami akuntansi).
2.2  Sumber Data
       Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Data Primer Yaitu data langsung diperoleh dari sumber-sumber informasi yang relevan dari perusahaan.Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari buku-buku literatur dan bacaan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti guna untuk melengkapi data primer mengenai Penerpan PSAK No.1 tentang Laporan Keuangan.

2.3 Metode analisis data
    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kualitatif dengan metode analisis deskriptif yaitu alat analisis yang membandingkan dua segi yang berbeda antara teori dan praktek perlu dipertemukan agar dapat diketahui perbedaannya, sejauh apa perbedaan tersebut, apakah bersifat prinsipil. Untuk itu dilakukan analisis perbandingan membandingkan Penyajian Laporan Keuangan dengan PSAK No.1.

2.4 Hipotesa Penelitian
    Dalam melakukan penelitian ini dapat dibuat hipotesa yaitu diduga laporan keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang sudah sesuai dengan PSAK No.1 terhadap penyajian Laporan Keuangan.

3. Analisis Data dan Hasil 
  Pada dasarnya tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu unit bisnis dan untuk meramalkan kinerjanya pada masa yang akan datang. Pelaporan keuangan dapat disajikan dalam penyusunan laporan keuangan, penyusunan catatan atas laporan keuangan dan pengungkapannya. PT. PLN (Persero) Area Padang tidak menyajikan/tidak menyusun laporan arus kas dan laporan perubahan akuitas, karena itu merupakan tugas dari holding.
   Bagi pengguna eksternal PT. PLN hanya menyajikan laaporan keuangan dua jenis yaitu Laporan Posisi Keuangan dan Laporan L/R Komperhensif. Dalam PSAK No.1 terdapat lima unsur laporan keuangan, tetapi pada PT. PLN hanya menyajikan dua laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan atau sering di sebut dengan Neraca merupakan suatu laporan yang menunjukan posisi keuangan entitas per periode.Laporan posisi keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang lebih memprioritaskan Asset Tetap yang merupakan penunjang dalam aktivitas perusahaan.Laporan keuangan ini disusun dengan mengacu kepad PSAK No.1 dan standar yang ada pada PT. PLN.Laporan posisi keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang per 31 Desember 2012 memiliki Aset sebesar Rp. 792.906.547.815 ,Ekuitas Rp. 590.441.842.521, Liabilitas Rp. 202.464.705.294. Rincian atas masing-masing pos di neraca per 31 Desember 2012.
2. Laporan Laba/Rugi Komprehensif
Penyusunan Laporan Laba/Rugi Komprehensif pada PT. PLN (Persero) Area Padang berdasarkan Standar Akuntansi yang berlaku. Pada PSAK No. 1 laporan laba/rugi komprehensif terbagi atas dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi berbentuk tunggal atau laporan L/R Per Unsur dan laporan laba/rugi berbentuk ganda atau Laporan L/R Per Fungsi.
    Aset PT. PLN (Persero) Area Padang yang dilaporkan sudah memenuhi sebagian besar ketentuan PSAK No. 1, akan tetapi PT. PLN lebih mendahulukan Aset tetap. Untuk PSAK No. 1 hanya memuat perlakuan akuntansi spesifik yang terjadi dalam suatu entitas, sedangkan perlakuan akuntansi lainnya yang terjadi harus menyesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
   Penerapan PSAK No. 1 Pada Liabilitas Secara garis besar penyajian dan pengungkapan liabilitas/kewajiban tidak sesuai dengan PSAK No. 1. Pada utang lancar PT. PLN (Persero) Area Padang tidak mempunyai pinjaman atau tidak memiliki utang kepada pihak bank, sehingga tidak dicantumkan ke dalam liabilitas. Tetapi PT. PLN memiliki hutang usaha kepada pihak ketiga dan kepada karyawan untuk uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Penerapan PSAK No. 1 Pada Ekuitas PT. PLN (Persero) Area Padang tidak sesuai dengan PSAK No. 1 karena PT. PLN merupaka BUMN yang tidak memiliki modal saham, modal PT. PLN semuanya bersal dari pemerintah.
     Penerapan PSAK No. 1 Pada Pendapatan dan Beban. Pelaporan pendapatan PT. PLN belum sesuai dengan PSAK No. 1 karena PT. PLN mengunakan laporan laba rugi yang nama nya berbeda denga PSAK No. 1 yaitu Laporan L/R Per fungsi. Dalam PSAK No.1 terdapat Laporan L/R Ganda, dimana laporan L/R ganda tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif. Perlakuan beban pada PT. PLN sudah sebagian sesuai dengan PSAK No. 1.
      Penerapan PSAK No. 1 Pada PT. PLN (Persero) Area Padang
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) telah disajikan sesuai dengan ukuran-ukuran normanatif untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang Tahun 2011-2012 yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Laporan keuangan tersebut telah disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi posisi keuangan, laporan laba rugi komperhensif secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

4. Kesimpulan dan Saran
    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 
1. Dalam penerapan Laporan Keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku.
2. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara penuh kegiatan perusahaan.
3. Laporan Keuangan disajikan setiap akhir periode berjalan/akhir tahun.
4. PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyajikan laporan keuangan pokok yg sesuai dengan PSAK No.1 yaitu berupa Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif. PT. PLN (Persero) Area Padang tidak membuat Catatan Atas Laporan Keuangan Karena PLN tidak mempunyai saham.
5. Penyusunan Dalam Laporan Posisi Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang belum sesuai dengan PSAK No. 1, Karena PT. PLN lebih mendahulukan Aset Tetap sedangkan dalam penyusunan dalam PSAK No. 1 dimulai dari Aset Lancar.
6. Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif telah menyajikan bentuk dua laporan yaitu laporan Laba Rugi Per Unsur dan Laporan Laba Rugi Per Fungsi.
Saran 
  Saran yang peneliti berikan untuk kesempurnaaan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:  
Bagi PT. PLN (Persero) Area Padang
a) Untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan tahun berikutnya diharapkan PT. PLN (Persero) Area Padang untuk menerapkan Standar Akuntansi Keuangan sepenuhnya agar laporan keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi semua pihak.
b) Beberapa praktik akuntansi yang sudah sesuai dengan PSAK No. 1 diharapkan terus konsisten untuk diterapkan supaya informasi yang dihasilkan memiliki daya banding yang tinggi.
 
 Sumber                 :  http://www.upi-yptk.ac.id/ejournal/File_Jurnal/Jurnal%20baru.pdf  
 http://ni-nia.blogspot.com/2013/11/review-jurnal-kode-etik-penyajian.html

Selasa, 25 Maret 2014

ringkasan materi penggabungan usaha



Ringkasan 

Pengertian penggabungan badan usaha itu adalah usaha yang menggabungkan suatu perusahaaan dari satu atau lebih pada perusahaan lain dengan satu kesatuan yang berupaya memperluas usahanya.
Bentuk –bentuk dalam penggabungan usaha :
1.       Merger / inventory storage itu adalah saat penggabungan usaha dari satu perusahaan lain lalu perusahaan yang dibelinya maka perusahann lain dibubarkan
2.       Konsolidasi adalah penggabungan usaha pada saat satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain makan akan membentuk satu perusahaan baru
3.       Afiliasi adalah penggabungan usaha  dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham pada perusahaan lainuntuk memperoleh hak pengendalian
 Kontribusi relatif perusahaan – perusahaan yang bergabung  (lanjutan)
1.       kontribusi relatif dari kekayaan bersih
laporan kuangan dari masing – masing pihak atas dasar harga pasar
       2. kontribusi relatif dari laba yang proyeksikan
Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata – rata keuntungan kepada perusahaan baru dari bantuan dari orang ahli .
Contoh kasus Pada tanggal 1 januari 2014 .  point corporation membeli semua aktiva dan kewajiban sharp company dalam satu merger dengan mengeluarkan 10000 lembar saham sharp dengan nilai nominal 10 saham yang dikeluarkan terseb ut mempunyai nilai pasar 600000. Point mnegeluarkan biaya legal dan biaya penilai sebesar 40000 sehubungan dengan penggabungan usaha dan biaya pengeluiaransaham sebesar 25000
Diketahui
Mengeluarkan saham 10.000 lbr                                @ $10
Nilai pasar                                                                                 $600.000
Mengeluarkan biaya legal biaya penilai                         $40.000
Biaya pengeluaran saham                                                 $25.000
Jawab
Nilai wajar saham yang dikeluarkan                                 $600.000
Biaya akuisisi saham lain                                                        $40.000 +
               
Biaya akuisisi saham total harga beli                                  $640.000
Nilai wajar saham yang dikeluarkan                                $600.000
Biaya pengeluaran saham                                                     $25.000 -    


 
Nilai tercatat saham                                                               $575.000

Aktiva kewajiban dan ekuitas                     nilai buku                             nilai wajar
Kas dan piutang                                                45.000                                   45.000                                  
Persediaan                                                         65.000                                   75.000
Tanah                                                                    40.000                                   70.000                                                  
Bangunan dan peralatan                               400.000                 350.000
Akumulasi penyusutan                                  (150.000)                            
Paten
                Total aktiva                                        400.000                 620.000
Kewajiban lancar                                              100.000                 110.000
Saham biasa (nominal $5)                           100.000
Tambahan modal  disetor                              50.000
Laba ditahan                                                       150.000
Total kewajiban dan ekuitas                       400.000
Nilai wajar aktiva bersih                                                                               510.000
Kas dan piutang                                                                                45.000
Persediaan                                                                                          75.000
Tanah                                                                                                     70.000
Bangunan dan peralatan                                                               350.000
Paten                                                                                                     80.000
Good will                                                                                        130.000*)1
                                Kewajiban lancar                                                                 110.000
                                Saham biasa                                                                          100.000*)2
                                Tambahan modal  disetor                                                 475.000*)3
                                Biaya merger tangguhan                                                      40.000
                                Biaya pengeluaran saham tangguhan                             25.000           

Penggabungan usaha melalui pembelian saham
Penggabungan usaha yang dilakukan pada pembelian saham dari perusahaan lain bukan dengan akuisisi aktiva bersih
Point corporation menukarkan 10.000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar  $ 600.000 untuk semua saham sharp company dalam transaksi pembelian, timbul biaya merger sebesar  $ 40.000 dan biaya pengeluaran saham $ 25.000 yang sebelumnya di catat dalam akan tangguhan
Jurnal transaksi
Investasi pada saham sharp                                        640.000
                Saham biasa                                                                       100.000
                Tambahan modal disetor                                              475.000
                Biaya merger tangguhan                                               40.000
                Biaya pengeluaran saham tangguhan                      25.000
(mencatat pembeliaan sahan sharp company)

Faktor – faktor apa yang mempengaruhi pemilihan dasar yang akan dipakai dalam menentukan konstribusi relatif
1.       penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham
2.       penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan modal saham dua atau lebih jenis modal saham